Tirulah Semangat Sang Elang !

Tidakkah kau lihat elang yang sedang mengepakkan sayapnya di angkasa? Ia terlihat begitu gagah dengan sayap dan cengkeramannya yang begitu kuat. Ia Jelajahi angkasa kesana kemari dengan gagah berani dengan kedua sayapnya. Andaikan ia tak memiliki sayap, tentu ia takkan mampu terbang kemana pun ia mau dan tentu ia hanya terdiam di sangkarnya.

Begitulah sang elang, ia diberikan potensi dan kekuatan untuk terus bertahan hidup dengan kedua sayap dan cengkeramannya. Sebuah potensi pemberian ilahi.

Lalu bagaimana dengan dirimu, yang Allah hadirkan di muka bumi ini? Tidaklah engkau tercipta dengan sia-sia, siapapun dirimu saat ini ! Takkan mungkin engkau tak mampu melakukan apapun, dan engkau harus terus berusaha menggali potensi dirimu ! Ingatlah, sesungguhnya engkau adalah seorang PEMENANG, sejak engkau terlahir dan besar di permukaan bumi ini !

Selamat berjuang, kawan !

Bersihkan Kaca Matamu Sebelum Melihat

Alhamdulillah, begitu cerah terasa suasana pagi ini, suasana yang sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya, dimana langit senantiasa tampak mendung, dan hujan seolah tak mau berhenti mengguyur dan membasahi hampir seluruh bagian kota ini, hingga tak terelakkan lagi akibatnya, dimana beberapa bagian kota ini dan jalanannya pun akhirnya terendam banjir. Namun, terkadang cuaca di atas tidak serta merta stabil, karena beberapa bulan belakangan cenderung berubah-ubah secara tiba-tiba. Dari yang tadinya panas, tiba-tiba saja mendung dan kemudian turun hujan mengguyur.

Begitulah, bagaimana kita lihat bahwa aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada kondisi alam sekitarnya. Kita lihat, bagaimana guyuran hujan yang jatuh dari langit yang Allah Subhanahu wa ta’ala kirimkan dalam beberapa jam saja mampu membuat banjir dan panik dimana-mana, sehingga banyak aktifitas kita menjadi sedikit terkendala karenanya 🙂 . Mudah-mudahan kita mampu melihat keadaan ini sebagai sebuah peringatan dan pelajaran untuk kita sama-sama ambil sebagai bahan evaluasi diri, aamin.
Lanjutkan membaca “Bersihkan Kaca Matamu Sebelum Melihat”

Rendah Hati, Ciri Akhlak Nabawiy

Suatu hari, Al Imam Fakhrul Wujud kedatangan tamu seorang wanita yang telah membuatkan makanan semalam penuh khusus untuk Al Imam, dan ketika wanita itu sampai di depan pintu rumah Al Imam, maka penjaga pintu berkata: “Ibu mau kemana?” Ibu itu menjawab: “Aku mau menghadiahkan semangkuk bubur ini untuk Sang Imam”.

Maka penjaga itu berkata: “Wahai ibu, lebih baik makanan ini disedekahkan saja kepada fuqara’ karena setiap harinya di dapur Al Imam selalu dipenuhi dengan sembelihan kambing, dan puluhan kilo beras dimasak setiap harinya”. Maka ibu itu merasa kecewa, namun menyadari apa yang telah dikatakan oleh penjaga itu, karena pastilah semangkuk bubur itu tidaklah ada artinya bagi Al Imam Fakhrul Wujud, kemudian ia pun pergi.
Lanjutkan membaca “Rendah Hati, Ciri Akhlak Nabawiy”

Ikhlas

Suatu ketika Imam Al-Ghazali ditanya oleh muridnya tentang apa itu “Ikhlas”, dan beliau pun menjelaskan dengan singkat;

“Ikhlas adalah menjadikan semua amalmu untuk Allah Ta’ala, tidak merasa gembira dengan pujian manusia dan tidak peduli dengan celaan mereka”
Lanjutkan membaca “Ikhlas”

This World is An Ocean

”This world is an ocean, and those who drown in it are untold numbers. Don’t drown.”
[Shaykh Murabit Al-Hajj]*

~

Lanjutkan membaca “This World is An Ocean”

Ketika Sesuatu Tidak Pada Tempatnya

Semasa menjadi Khalifah, pemimpin umat dan negara, Umar bin Khattab menyediakan buku catatan amal. Setiap hari Jumat diperiksanya.

Termasuk dzalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Misalnya sapu diletakkan di dalam lemari. Atau memakai dasi tetapi tidak memakai baju.

Adil bukanlah berarti sama rasa sama rata. Bukanlah memberi semua orang dengan yang sama, melainkan memberi setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan haknya. Lanjutkan membaca “Ketika Sesuatu Tidak Pada Tempatnya”

Dirimu Lebih Dahulu, Sebelum Orang Lain

Tunjukkan rasa hangat kasih sayangmu pada saudaramu itu dengan senyumanmu yang tulus, perhatianmu, kepedulianmu, serta keinginan kuatmu untuk memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana engkau ingin diperlakukan dengan cara yang sama. Dan carilah seribu satu alasan yang baik ketika mereka tak bisa memenuhi hajat dan keinginanmu pada suatu waktu. Dan juga kau tak ingin sesuatu yang buruk menimpa saudaramu sebagaima engkaupun tak ingin ditimpa hal yang sama.

~